Jadi Juri Bintang SMA, Rendy Pandugo Ingin Jaring Talenta Berbakat
A
A
A
JAKARTA - Penyanyi muda Rendy Pandugo mendapatkan pengalaman baru dengan menjadi seorang juri di ajang pencarian bakat berbagai bidang tingkat SMA dan sederajat. Rendy mengaku bangga bisa menjadi saksi lahirnya seorang bintang baru secara langsung.
Menurut dia, penting bagi anak muda untuk mulai mewujudkan impian mereka. Dia ingin agar anak-anak muda saat ini bersemangat mewujudkan impian mereka di bidang apa pun.
“Dreams make live worthliving. Ketika kita lagi berjuang, percayalah mimpi yang kita punya adalahalasan utama yang membuat kita tetap melangkah maju,” ujar Rendy Pandugo kepada SINDO seusai jumpa pers Pocari Sweat Bintang SMA di Ecology resto, Kemang, Kamis (12/9).
Rendy pun sangat tahu seperti apa perjuangan seseorang untuk mewujudkan impiannya. Bagi dirinya, adalah menjadi seorang penyanyi. Pria asal Medan ini sudah merasakan pahit getirnya membangun kariernya di dunia musik, apalagi dia tidak berasal dari Jakarta. Rendy sudah pernah gagal, tapi terus mencoba bangkit, hingga pada akhirnya dia dikenal pada 2016 sebagai seorang penyanyi yang memiliki masa depan cerah.
"Gue sempat bikin album, namun nggak berjalan lancar karena banyaknya boy band saat itu. Akhirnya project kita nggak berjalan lancar dan jam terbang gue sebagai seorang penyanyi sedikit sekali, karena basic-nya gue seorang gitaris," kata Rendy.
Perjuangannya untuk mendapatkan apa yang kini dia raih membuatnya menjadi seorang musisi yang punya banyak karya yang dinikmati banyak orang. Rendy pun menilai, semua orang bisa meraih impian mereka dengan berbagai cara. Salah satunya adalah mengikuti ajang pencarian bakat.
Rendy menilai kegiatan ini sangat positif untuk mengakomodasi dan merangsang kreativitas anak muda dalam berbagai bidang yang digemari. Sebagai salah satu juri dalam ajang pencarian bakat itu, Rendy pun ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk berbagi pengalaman dengan remaja SMA yang punya talenta musik.
“Gue ada dalam bidang musik dan untuk penilaian ke peserta yang pasti sejauh apa lu mengenal musik lu, apa yang mau sampaikan kepada orang banyak lewat karya musik lu, jadi bisa membuka ruang untuk menciptakan karyabersama atau apapun itu bentuknya,” papar Rendy.
Dia ingin agar keterlibatannya sebagai juri di ajang tersebut bisa memberinya kesempatan menemukan bakat terpendam terutama dari luar Jakarta. Menurutnya, mereka perlu diberi ruang untuk berekpresi dan berkreativitas untuk menghasilkan karya.
Dalam kegiatan tersebut, Pocari Sweat ingin mengajak remaja Indonesia khususnya dari kalangan SMA dan sederajat untuk berani berkeringat untukmewujudkan berbagai jenis bakat, minat dan passion meraih mimpi melalui kompetisi bertajuk Bintang SMA, sebuah kegiatan talent show berbasis online terbesar di Indonesia. Pemenang utama dari kompetisi ini akan menjadi bintang iklan Pocari Sweat Indonesia.
“Melalui ajang BintangSMA, Pocari Sweat ingin memotivasi remaja Indonesia untuk keluar dari zonanyaman mereka. Waktu remaja singkat, sehingga perlu dimanfaatkan sebaik mungkindengan mewujudkan bakat dan mimpinya,” ujar Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka Ricky Suhendar.
Kompetisi Bintang SMA ini terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama adalah online submission. Peserta akan mengunggah video penampilan bakat melalui akun Instagram pribadi dengan menandai akun Instagram official Pocari Sweat @pocariid. Dalam postingan tersebut peserta wajib menuliskan motivasi mereka serta tagar #BintangSMA pada caption. Tahap ini sudah dimulai sejak 7 September 2019 bersamaan dengan diluncurkannya TVC Pocari Sweat Bintang SMA dan akan ditutup pada 30 September 2019.
Tahap kedua, peserta terseleksi menjadi 50 besar. Pada tahap ini, mereka akan diberikan tantangan untuk membuat video bersama support system seperti keluarga, teman, atau sahabat. Peserta kemudian diseleksi lagi menjadi 10 besar dan akan mengikuti workshop pada 25-27 Oktober 2019 di Jakarta. Workshop ini untuk mempersiapkanpenampilan mereka di Grand Final di Pocari Sweat Festival, 16 November 2019 mendatang.
Selain Rendy Pandugo, kegiatan Bintang SMA ini pun melibatkan nama-nama besar di Indonesia yang berpengalaman di bidangnya sebagai juri. Mereka adalah Tasya Farasya, Ernest Prakarsa, Zee Zee Shahab, dan Gading Marten.
Menurut dia, penting bagi anak muda untuk mulai mewujudkan impian mereka. Dia ingin agar anak-anak muda saat ini bersemangat mewujudkan impian mereka di bidang apa pun.
“Dreams make live worthliving. Ketika kita lagi berjuang, percayalah mimpi yang kita punya adalahalasan utama yang membuat kita tetap melangkah maju,” ujar Rendy Pandugo kepada SINDO seusai jumpa pers Pocari Sweat Bintang SMA di Ecology resto, Kemang, Kamis (12/9).
Rendy pun sangat tahu seperti apa perjuangan seseorang untuk mewujudkan impiannya. Bagi dirinya, adalah menjadi seorang penyanyi. Pria asal Medan ini sudah merasakan pahit getirnya membangun kariernya di dunia musik, apalagi dia tidak berasal dari Jakarta. Rendy sudah pernah gagal, tapi terus mencoba bangkit, hingga pada akhirnya dia dikenal pada 2016 sebagai seorang penyanyi yang memiliki masa depan cerah.
"Gue sempat bikin album, namun nggak berjalan lancar karena banyaknya boy band saat itu. Akhirnya project kita nggak berjalan lancar dan jam terbang gue sebagai seorang penyanyi sedikit sekali, karena basic-nya gue seorang gitaris," kata Rendy.
Perjuangannya untuk mendapatkan apa yang kini dia raih membuatnya menjadi seorang musisi yang punya banyak karya yang dinikmati banyak orang. Rendy pun menilai, semua orang bisa meraih impian mereka dengan berbagai cara. Salah satunya adalah mengikuti ajang pencarian bakat.
Rendy menilai kegiatan ini sangat positif untuk mengakomodasi dan merangsang kreativitas anak muda dalam berbagai bidang yang digemari. Sebagai salah satu juri dalam ajang pencarian bakat itu, Rendy pun ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk berbagi pengalaman dengan remaja SMA yang punya talenta musik.
“Gue ada dalam bidang musik dan untuk penilaian ke peserta yang pasti sejauh apa lu mengenal musik lu, apa yang mau sampaikan kepada orang banyak lewat karya musik lu, jadi bisa membuka ruang untuk menciptakan karyabersama atau apapun itu bentuknya,” papar Rendy.
Dia ingin agar keterlibatannya sebagai juri di ajang tersebut bisa memberinya kesempatan menemukan bakat terpendam terutama dari luar Jakarta. Menurutnya, mereka perlu diberi ruang untuk berekpresi dan berkreativitas untuk menghasilkan karya.
Dalam kegiatan tersebut, Pocari Sweat ingin mengajak remaja Indonesia khususnya dari kalangan SMA dan sederajat untuk berani berkeringat untukmewujudkan berbagai jenis bakat, minat dan passion meraih mimpi melalui kompetisi bertajuk Bintang SMA, sebuah kegiatan talent show berbasis online terbesar di Indonesia. Pemenang utama dari kompetisi ini akan menjadi bintang iklan Pocari Sweat Indonesia.
“Melalui ajang BintangSMA, Pocari Sweat ingin memotivasi remaja Indonesia untuk keluar dari zonanyaman mereka. Waktu remaja singkat, sehingga perlu dimanfaatkan sebaik mungkindengan mewujudkan bakat dan mimpinya,” ujar Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka Ricky Suhendar.
Kompetisi Bintang SMA ini terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama adalah online submission. Peserta akan mengunggah video penampilan bakat melalui akun Instagram pribadi dengan menandai akun Instagram official Pocari Sweat @pocariid. Dalam postingan tersebut peserta wajib menuliskan motivasi mereka serta tagar #BintangSMA pada caption. Tahap ini sudah dimulai sejak 7 September 2019 bersamaan dengan diluncurkannya TVC Pocari Sweat Bintang SMA dan akan ditutup pada 30 September 2019.
Tahap kedua, peserta terseleksi menjadi 50 besar. Pada tahap ini, mereka akan diberikan tantangan untuk membuat video bersama support system seperti keluarga, teman, atau sahabat. Peserta kemudian diseleksi lagi menjadi 10 besar dan akan mengikuti workshop pada 25-27 Oktober 2019 di Jakarta. Workshop ini untuk mempersiapkanpenampilan mereka di Grand Final di Pocari Sweat Festival, 16 November 2019 mendatang.
Selain Rendy Pandugo, kegiatan Bintang SMA ini pun melibatkan nama-nama besar di Indonesia yang berpengalaman di bidangnya sebagai juri. Mereka adalah Tasya Farasya, Ernest Prakarsa, Zee Zee Shahab, dan Gading Marten.
(alv)